12 March 2017

Prophetic Parenting 3

Assalamualaikum ! Welcome back di ceritanya Prophetic Parenting .. Inshaallah kali ini saya mau cerita content dari buku yang manfaat sekali, khususnya buat saya sendiri nih. 
Nah, buku ini ternyata juga mengupas hal-hal yang paling baik untuk dimiliki seorang pendidik lho. Kalau kalian belum punya anak, dan memang berprofesi sebagai guru atau tenaga pengajar, pembahasan kali ini boleh lho disimak. (meski tentunya semua orang nantinya bisa berkesempatan jadi seorang pendidik ya..)

Well, yang namanya mengajar tentunya not as easy as it heard yah. Pasti ada resiko, tantangan, target-target yang perlu dicapai, dan ada juga tanggung jawabnya. Personally, saya juga lagi belajar jadi seorang pendidik yang baik, yang tentu saja harus bertanggung jawab sama apa yang sudah dimulai. Menurut buku ini, ada beberapa hal dan juga karakter yang kalau si pendidik miliki, inshaallah akan mempermudah ia dalam melakukan tugas-tugasnya. Kesempurnaan manusia memang hanya dimiliki oleh para rasul alayhimussalam, tetapi bukan berarti kita menerima begitu saja sifat manusia ini. Setiap orang diperbolehkan untuk selalu berusaha sekuat tenaga untuk terus melatih diri menjadi manusia yang memiliki akhlak baik. Sehingga alangkah baiknya jika nantinya peran seorang pendidik yang baik dapat terus dicontoh oleh generasi-generasi berikutnya, inshaallah amiinn yaa..

Okay, hal pertama yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik adalah sifat tenang dan tidak terburu-buru. Sudah sering kan merasakan akibat dari sifat terburu-buru? Saya pribadi sering sekali menyepelekan waktu sehingga ujungnya jadi terburu-buru. Hasilnya? tentu saja tidak maksimal, bahkan gemas sendiri karena tak satisfied. Jadi sudah sepatutnya untuk memilah hal-hal yang jadi prioritas dan tidak menunda-nunda! *noteformyself.
Hal kedua yang hendaknya dimiliki seorang pendidik adalah sifat lembut dan tidak kasar. Not to be a killer, but to be a wiser. Dulu, sempat sih kepikiran kalau suatu saat jadi guru maunya jadi guru killer. Well, iya kalau killer bisa kasih manfaat positif sama anak didik, tapi kalau ternyata malah buat anak didik takut tanpa memberi manfaat? Failed sudah. Karena hakikatnya, kekasaran sering menimbulkan kerusakan, dan Allah SWT pun tidak suka kekasaran. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Aisyah RA: " Sesungguhnya Allah Maha lembut dan menyukai kelembutan. Dia memberi atas kelembutan apa yang tidak Dia beri atas kekasaran dan lainnya."
Hal ketiga adalah memiliki hati yang penyayang. Bak seorang ibu terhadap anaknya, seorang pendidik harus memiliki sifat penyayang dan tidak mendiskriminasi. Bukan hanya kepada keluarga, dan teman saja. Tetapi Rasulullah pun bersabda untuk menyayangi semua umat. Karena sesungguhnya, tidak akan masuk surga selain orang-orang yang penyayang.
Hal yang keempat adalah memilih yang termudah selama bukan termasuk dosa. Dalam mendidik, tentu saja banyak halang-rintangnya. Suatu saat kita dihadapkan pada beberapa pilihan yang memusingkan dan kadang bikin galau. Nah, saat kondisi itu tiba Rasulullah sangat menyarankan kita untuk memilih hal yang paling mudah selama hal itu tidak dosa. Tetapi, saat hal yang paling mudah itu adalah dosa, maka jauhilah sejauh-jauhnya.
Hal kelima yang harus dimiliki seorang pendidik adalah sikap toleransi. Disini, perlu sangat amat kita saring persepsi dan perspektif kita terhadap suatu kondisi yang dihadapi. Karena pada dasarnya, kita harus memahami arti dari toleransi itu sendiri. Yaitu kemampuan untuk memahami orang lain dalam bentuk yang optimal, yang artinya tidak close minded yaa, yang cenderung menimbulkan pandangan hina atau lemah, tetapi harus open minded, sehingga memunculkan pandangan yang selalu positif. 
Hal yang keenam adalah menjauhkan diri dari amarah. Dalam hal ini, mungkin kita sering menemukan orang dengan karakter yang berbeda beda. Terlebih lagi dalam menghadapi anak-anak atau bahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Seringkali banyak tingkah laku orang-orang yang membuat kita jengkel dan ingin meluap-luap. Tapi sebagai seorang pendidik, kita harus pintar-pintar meredam amarah, atau menguasai amarah, dan hendaknya mengusir amarah tersebut dengan sifat ikhlas dan memaafkan.
Hal ketujuh adalah sikap seimbang dan proporsional. Mencontoh terhadap sikap Rasul yang selalu seimbang dan proporsional dalam urusan tiang agama, kita pun sebagai pengikutnya sudah sebaiknya dapat mengaplikasikan sikap tersebut pada urusan hidup lainnya. Dalam mengajar dan mendidik, bersikap ekstrim merupakan sifat yang tercela, maka dari itu menakar porsi pembelajaran dan bersikap secukupnya itu lebih baik. Ingat kan? Innallaha Laa yuhibbul mushrifuun.. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah selingan dalam memberi nasihat.Terkadang kita terlalu asik memberikan nasihat kepada orang lain. Sampai lupa untuk melihat dari sudut pandang mereka. Karena ternyata, seringkali berbicara terlalu banyak itu tidak memberikan hasil apa-apa. Sedangkan, memberikan nasihat yang baik dengan jarang justru seringkali menghasilkan sesuatu yang besar atas izin Allah SWT, inshaallah..

Andddd That's all! Sekian untuk hari inii, semoga bermanfaat dan bisa terus diamalkan, amiin.
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ - See more at: http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2010/09/28/10431/berlaku-lembutlah-sesungguhnya-allah-menyukai-kelemahlembutan/#sthash.yvG6ooDd.dpuf
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ - See more at: http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2010/09/28/10431/berlaku-lembutlah-sesungguhnya-allah-menyukai-kelemahlembutan/#sthash.yvG6ooDd.dpuf
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ - See more at: http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2010/09/28/10431/berlaku-lembutlah-sesungguhnya-allah-menyukai-kelemahlembutan/#sthash.yvG6ooDd.dpuf
Share:

0 comments:

Post a Comment